Saturday, August 13, 2011

Yang paling gue sesali jika gue gagal lagi

Yang akan paling gue sesali jika seandainya gue tidak lulus SNMPTN untuk kedua kalinya yaitu tidak mengikuti nasihat temen gue untuk ikut bimbel di tempatnya "Zenius-X". Entahlah gue masih belum berani untuk membantah orang tua sendiri, seandainya mereka mengizinkan gue untuk bimbel di sana gue pasti akan sangat senang sekali. Target bimbel di sana ternyata bukan sekedar lulus SNMPTN saja, tetapi untuk lulus tes setingkat "SAT" atau "GRE", tetapi yang paling penting mereka menjanjikan untuk merubah pola pikir kita yang berantakan.

Gue sendiri sebenarnya kurang pas mengikuti apa yang orang tua gue katakan. Iya sih gue di jurusan yang gue harepin, tapi gue kurang minat dengan PT nya. Andai orang tua gue bisa mengerti apa yang gue rasa dan gue juga memahami apa yang orang tua gue rasa. Bingung?? jadi gini, gue memposisikan diri gue sebagai orang tua gue, dan jika gue menjadi mereka "yang belum kenal dengan Zenius-X" maka gue juga akan melakukan hal sama. Lantas kenapa loe gag ngenalin aja? sudah, dan mereka menganggapnya percumah saja, yang mereka prioritaskan adalah umur gue. "Gue rasa itu malahan lebih tidak efektif", bener, tapi apa yang akan lo perbuat jika mereka bilang "Apa kamu bisa menjamin umur kita akan panjang?".

Itulah yang bikin gue terdiam. Masa iya sih gue harus membantah, gue sendiri manusia, gue ingin buat orang tua gue sendiri seneng. Iya mereka mengizinkan gue ikut SNMPTN lagi, tp dengan catatan gue harus sambil kuliah. Sebenernya nasihat mereka lebih dari itu, gue gag bisa menjelaskan detilnya dan dengan hati yang sebenarnya sakit gue setuju dengan pilihan orang tua gue. Gue bersukur mereka ngizinin gue untuk ikut kesempatan kedua. Jika gue gagal, maka gue harus tetep menelan apa yang tidak gue harapkan. Gue gag boleh ikut yang ketiga dan lagian gue ga minta ikut yang ketiga karena itu gue harus lulus di yang kedua ini.

Tuesday, August 2, 2011

The New Citizen


Hari ini tanggal 2 Agustus 2011 adalah hari dimana semuanya akan dimulai. Bertepatan dengan Rhamadan yang ke 1432 Tahu Hijriah. Gue sudah harus memindahkan barang" gue yang selama ini gue simpan dikamar, gue harus memindahkannya ke tempat tinggal gue yang baru. Dimana? tempatnya di Jl. Cisitu Baru No. 12 Bandung. Gue sementara ini berkuliah di kampus yang bukan bener" pilihan gue, gue milih tempat ini karena gue berharap tahun depan gue bisa masuk ITB. Karena cisitu tempatnya cukup dekat dengan ITB.


Bisa lihat sendiri kan di atas, Cisitu Baru lumayan dekat dengan ITB, jika kita berjalan kaki kesana memerlukan waktu kurang lebih 10 menit. Suasana Cisitu Sungguh menarik, tempatnya bersih dan warga di sana sadar kebersihan, gue liat juga rata-rata mereka mahasiswa ITB. Yah, itu cukup memecut gue agar gue bisa sama seperti mereka. Kamar yang gue tempatin juga adalah kamar kosan bekas mahasiswa ITB katanya sih dair Informatika. Sungguh, gue harap suasana ini bisa membuat gue senang dan bisa membuat gue lebih bersemangat lagi dalam belajar.

Lalu apa yang gue dapat di kosan itu? okeh, gue nanti akan mengambil foto di sana. Pertama dari jalan masuk ke Cisitu sampai kosan gue. Yang pertama di sana gue mendapat akses internet high speed dan tv kabel (clebih dari ukup menemani gue disaat gue kesepian). Kamar madi di luar, mungkin pilihan ini bagi sebagian orang aneh, tetapi gue rasa ini cukup. Airnya juga bukan air sumur tetapi dari pam, gue cek kebersihannya juga Ok, sinar matahari rmasuk ruangan juga baik. Maka dengan alasan tersebut gw memutuskan untuk memilih tempat ini.

So, dimana sebenarnya sekarang gue berkuliah? gue jawab, gue berkuliah di kampus ranking 17 Indonesia, kampus komputer salah satu yang terbaik di Indonesia (Unikom). Yup, temen" gue menyebut gue salah milih, kenapa? karena mereka lebih menyarankan masuk Binus atau Itenas. Ada juga yang bilang kalo di unikom itu sulit untuk lulusnya. Ya apalah kata mereka, gue ga peduli. Mungkin bener atau juga mungkin salah, gue milih unikom pertama karena kampus komputernya yang terdengar salah satu yang terbaik, kedua karena lokasinya yang dekat ITB.

hahaha... kenapa gue ga berhenti aja satu tahun kalo tetep mau masuk sana? jujur saja, Ibu gue sangat tidak suka kalo gue berhenti, dia lebih menyarankan gue kuliah sambil belajar. Ya gue terima" aja, toh dia juga mengizinkan gue ikut SNMPTN sekali lagi tahun depan. Ya moga" ini yang terbaik bagi gue.

Monday, August 1, 2011

The Big Goal Part II

Udah lama juga gue ga nulis di blog ini sampe-sampe gue gas sadar kalo blogger.com udah ganti tampilan 100%. Jujur sih, gue sebenarnya agak kagok dengan tampilan baru ini, tapi mau gimana lagi gue harus biasa. Gue sebenarnya udah nyaman pake wordpress, tapi gue belum ada dana buat beli doamain baru buat mindahin blog ini.

Okeh, gue sekarang mau curhat tentang kegagalan gue di SMA. Gue harap ini gak terjadi ke kalian. Orang bilang gue tuh anak yang rajn, cerdas, pinter, dsb. Gue rasa mereka itu berlebihan, gue  sama kayak siswa-siswa lainnya yang suka bermain dan hal-hal yang sedikit nakal. Dan kerena kenakalan gue, itu membuat gue sekarang terbilang gagal sebagai sorang siswa SMA.

Kalo aja loe baca tulisan-tulisan gue sebelumnya, lo bakalan nemu banyak cerita tentang mimpi gue dan pada akhirnya gue ga kesampaian. Okeh, gue blak-blakan (gue ga niru si Joni), kalo saja gue dulu serius mau masuk ITB mungkin sekarang gue udah jadi mahasiswa ITB, tapi apa yang gue dapat? gue gagal dua kali. Pertama di SNMPTN Undangan kedua di SNMPTN Tulis.

Gue waktu itu milih fakultas teknik (STEI) pilihan pertama dan FMIPA kedua, dua-duanya ITB. Lalu kenapa gue mau ke ITB? apaa pilihan gue GILA? Jujur aja gue pengen banget masuk ITB, alesannya, pertama kampusnya yang gede and sejuk, kedua gue merasa bangga kalo gue disebut mahasiswa ITB. ITB itu PTN top lah kalo gue rasa. Itu nurutin kacamata gue.

Terus kenapa gue sbut GILA dengan pilihan gue?? jujur aja mereka yang mau ke ITB udah bener2 mantep fisik dan otaknya, mereka yang masuk ITB gue liat orang2 yang bener-bener udah punya kemampuan. Kalo gue sekedar mau dan menunggu, belajar gue aja gak maksimal. Hah, dari sana gue mikir pantes aja gue ga lulus. Sekedar mau aja gag cukup nganterin gue ke sana.

Sekarang umur gue 18 tahun dan ada anak yang 14 tahun udah jadi mahasiswa STEI,.. gilaa, gue ga tau gimana belajarnya itu anak. Rencananya gue mau nyoba lagi tahun depan, tetapi tentunya gue mau persiapan dulu dari sekarang. Sebenarnya sejak SNMPTN 2011 di umumin gue udah mulai lagi belajar dan sekarang pun. Gue berharap dengan pengalaman buruk gue itu bisa memecut gue untuk belajar yang bener2 bisa nganterin gue lulus STEI ITB.

Seringkali kita melihat dunia dengan kacamata kita sendiri, akibatnya kita hidup dengan pandangan yang sempit. Gue gak terlalu mentingin prospek kerja, yang gue kejar sekarang adalah kepuasan dan rasa bangga dulu. DI kacamata gue yang gue liat adalah kalo kerja itu gampang, kalo kita punya skills yang super parah gue rasa kita ga bakalan sulit kerja. Dan gue juga selalu liat bahwa ada peluang kerja yang masih terbuka yaitu leawat internet. Dan itulah alesan gue kenapa gue pengen jadi programer.

Mungkin gue ini egois. Tapi gue ga peduli apa yang orang kata ke gue, orang bilang ga mungkin gue jawab mungkin-mungkin aja. Dan kegilaan gue telah mengantarkan gue ke goal yang bener2 menurut orang sulit. Kemarin gue TO lagi dan hasilnya PG gue cuman 30,sekian %. Apa itu cukup masuk STEI? ya gag lah, tapi gue rasa waktu 10 bulan udah cukup buat persiapan gue, Agustus, September, Oktober, November, Desember, Jauari, Februari, Maret, April, Mei. dan dengan peningkatan 5,5% perbulan gue bakal bisa nyentuh angka 85%. Amien.

Udah deh sgitu curhaan gue.