Suatu detik ketika harapan muncul ku mulau menutup secercah cahaya harapan itu, kenapa? Ku rasa itu hanya akan membuatku kecewa, ku tidak mau tergantung lagi. Mengharap harapan yang tidak mungkin “dia” buka. Saat ini ku mencoba melupakannya.
“Dia” bertanya? Kenapa kau bersikap berbeda? Ku hanya menjawab “biasa” ku hanya bersikap sama seperti kamu sebelumnya bersikap padaku. Yeah, sadar atau tidak sadar saat itu pun ku sedih, entah apa salah ku pikirku. Mhh, percumah hal seperti ini hanya membuatku terus berpikiran negatif dan aneh hidup tanpa semangat dan penyesalan.
Ku harap ku kan terus maju dan mendapatkan hal terbaik, ternyata langkah yang ku ambil 20 salah, memang itu sedikit, tetapi perlahan ku mulau tahu apa artinya itu. Setelah semua itu sudah kuputuskan apa langkah yang harus ku ambil.
Entahlah, mengapa aku bersikap menjadi sorang pengecut. Hanya bisa menghindar, memang ku akui pendapatmu benar, ku akui itu tidak salah. Jika kau merasa ku ini berbeda, itupun hal yang sama ku rasakan kepada mu yang bersikap lain pada ku sebelumnya. Sesungguhnya ku senang jika kau menganggapku sebagai tempat berbagi, baik senang ataupun sedih.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.