Wednesday, November 3, 2010

Disiplin waktu dalam menghindari penyesalan

Satu hari ketika hujan turun, hari gelap, ataupun itu cerah ku selalu bepikir akan jadi apakah aku ananti? Apakah seperti mereka? Mereka? Dan mereka?. Entahlah ku merasa seperti diatas sebuah perahu yang masih bingung mau di bawa kemana? Yang kupikirkan hanyalah fantasy. 


Ketika ku diseklolah ku melihat orang-orang dan teman-teman ku, belajar bermain dan lainnya. Yang kupikir apakah kegiatan sekolah kita memang seperti ini, akankah aku terbawa mereka? Atau sudah terbawa? Hhhh... syukurlah jika hari ini ku menjadi lebih baik, tapi apakah esok akan terus konstan? Jika menilik  sepertinya “mereka” tidak benar2 memikirkan hari esoknya, ku harap itu adalah pemikiran terburuku.

Selalu melihat contoh dari beberapa negara lain seperti singapore, Malay, Jepang, US, UK, atau lainya. Murid SMA mereka sudah bisa memutuskan mau kemana hidupnya mau dibawa.  Ku selalu membuat jadwal kegiatan tetapi, agaknya jadwal itu tidak dapat tercapai. Kehidupanku mungkin tidak akan jauh berbeda dengan kehidupan teman2 sebaya, tetapi ku harap pemikiranku jauh lebih dewasa daripada “mereka”.

Jika ditanya mengapa sikapku berbeda? Mungkun itu memang benar, karena ku juga kesal dengan sikap “nya” ku hanya mengikuti sikap “nya” itu. Ku harap dia merasakan apa yang ku rasakan ini sepi, sedih, lain, dan berbeda. Jika begitu ku juga akan melakukan hal yang sama, disiplin menjadi poin tambah bagiku karena tidak santai dan menggantungkan diri.

Harapan ku masa depan bisa masuk Univ Top Indonesia masuk fakultas TI, Keluar dengan gelar sarjana muda dan langsung ditawari pekerjaan. Itulah kehidupan impianku, tapi entahlah esok akan berkata apa? Penyesalanku mengapa ku tidak belajar dengan sungguh2 dari awal?. Mudah-mudahan coretanku ini bisa bermanfaat.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.